rhetorical

hampa hati bergema di ujung telinga
ku menatap buram setelah terbangun dari mimpiku
melihat sosokmu yang ke sekian kalinya di waktu tidurku
ku bersenandung lirih pada haluan angin yang menari-nari di depanku
seraya menegakkan kepala ku menangis kehilangan
ku melangkah dengan separuh kuatku
berjaga dengan setengah hatiku
ingin aku menghampirimu hanya untuk sekedar menyapamu
namun urung ku biarkan sakit karena rindu ini menutup sendi-sendi bahagiaku
agar saat aku menatap bahagiamu, aku ikhlas melepas

Komentar