hujan...ku

hujan...
apakah kini kau menangis??
aku hendak meronta-ronta mencari akar jati..
dan memeganginya hingga aku menyatu dengannya.
tak terkira ku dapati akar gulma
dan ku lontarkan ia..

tiada henti ku mencari noktah-noktah yang menghiasi pendar mimpiku yang dingin..
sering ku menatap indahnya bulan..
ku tutupi warna hitam di relung kematianku
selaput merah dan hijau kubalutkan di atas dukaku
tapi karena masa yang tak pernah sia-sia..
terbang ke pangkuan sang petir..
membusuk dalam selubung yang menebal..
ku buka tirai kebenaran..
yang megah berdiri di pintu persimpangan,,
ku lekatkan keningku di atas jalan setapak itu..

aku memohon pada Sang Pemberi..
aku melolong menyerah..
aku menerjang rasa takutku dengan kata-kata doa..
kelopak mataku menutup,,
aku berusaha menggemakan kata kepasrahan,,

lalu kau datang hujan.. aku beelutut di tengah terpaanmu
kau berdesis dan menyuruhku untuk terus menunduk...
kepalaku hampir pecah..
darahku terasa beku..
aku sakit.. aku menangis..
tak kuasa ku menahan luka yang membiru di  jiwaku,,
lebam dan bernanah..
tapi kau terus berdesis memintaku untuk berdoa pada-NYA..
menggemakan keagunganNYA..

hujan,, aku menatap rintik yang sendu.. tapi terlihat berirama cinta..
seakan semua ini kau lakukan tanpa terpaksa..
aku mernung di kematian gerakku,,bibirku membiru, jantungku melemah..
ku tatap jalan terang
membiaskan sinar kehangatan..

dan kemudian aku berdiri
berjalan tertatih ke arah cahaya itu
walau perih, letih, sesak memburu raga..
namun nurani tak kuasa menunda.
aku berjalan timpang meleburkan tekad diri di kuasaNYA..
di cintaNYA..
kepadaNYA kini ku berharap
kepadaNYA kini ku kembali...