Indahnya Panggilan Malam…

Malam, langit kelam memang menyelimuti bumi ketika itu. Tapi, tahukah kau??! Ada satu waktu di mana hari telah gelap gulita yang misterinya sungguh membuat penikmatnya tak urung senantiasa bermunajat pada Rabb-nya.
Sepertiga malam terakhir... ya itulah waktu yang paling tepat untuk terbangun di tengah lelapnya kebanyakan orang. Di sepertiga malam terakhir inilah sesungguhnya waktu yang dapat menyatukan dua hati antara insan yang lemah dan Tuhan yang Maha Sempurna. Ketika malam itu hendak berakhir, Allah turun dari Arsy-Nya untuk membangunkan dan menemui manusia-manusia yang taat dan sadar akan segala kekurangannya. Dialah yang memperindah hati di kala tangis penyesalan mulai terderai dari tiap-tiap sudut mata para abdi-Nya. Kemudian Ia menyucikan jiwa-jiwa yang terkotori dosa dengan sejuta ampunan, tatkala hati begitu teriris mengingat akan siksa-Nya di akhirat kelak. Betapapun kenikmatan duniawi yang begitu besar takkan bisa menandingi kenikmatan yang dapat dirasakan dalam qiyamullail ini.

Mari kaji sebuah ayat Al-Qur’an yang bisa menyadarkan kita betapa diutamaknnya shalat malam...
”Hai orang-orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau, lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. Dan, bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” (QS. Al-Muzzammil :1-10)

Kawan, jelaslah dalam perintah shalat malam yang telah Allah perintahkan dapat menghilangkan kegelisahan, ketakutan, dan kesengsaraan, sebagaimana Rasulullah saw. Diringankan beban dakwahnya oleh Allah swt. Dan pada shalat tahajjud inilah, kita akan mendapatkan waktu yang utama untuk menumpahkan segala keluh kesah, penderitaan, ketakutan, beban hidup, dan kegundahan hati kita pada-Nya.
Dan, ketahuilah bahwa Allah swt. Ialah Tuhan Yang Maha Pemurah, Pengampun, Penguasa, dan Maha Kaya. InsyaAllah, Dia tidak akan membiarkan hamba-Nya yang dalam kesulitan meminta kemudahan kepada-Nya hingga berlinang air mata.

Lalu, mengapa kita harus pergi menangis dan berkeluh kesah pada teman-teman kita yang belum tentu ia mengerti permasalahannya? Sedang Allah yang Maha Pengasih tidak akan luput pandangan-Nya dari tangisan dan derita hamba-hamba-Nya. Mencurahkan segala isi hati kita dan belajar mencintai-Nya ialah tepat. Sambutlah panggilan malam-Nya dan rangkullah Dia dengan sejuta tangis penyesalan dan kesungguhan atas kelalaian kita selama ini.

Kawand, dengarlah satu kutipan kisah yang akan membuatmu tahu, siapakah Allah sebenarnya...

Suatu ketika, Ahmad bin Abi Al-Hiwari bercerita, ”aku menemui Abu Sulaiman Ad-Darani. Kulihat ia sedang menangis. Aku bertanya,’apakah yang membuatmu menangis?’ ia menjawab, ’wahai Ahmad, kala malam, para pencinta menapak, sementara air mata mereka membasahi pipi dalam ruku dan sujud. Ketika melihat mereka, Allah swt. berkata, ’Wahai Jibril, demi kedua mata hamba yang menikmati kalam-Ku dan merasa tenteram dengan bermunajat kepada-Ku, aku memandang dan mendengar mereka serta menyaksikan ratap dan tangis mereka. Sapalah mereka wahai Jibril, dan katakan, ’ mengapa kalian begitu resah? Apakah ada yang memberi tahu kalian bahwa Tuhan menyiksa para kekasih-Nya?! Atau, layakkah Aku membangunkan para kekasih-Ku di malam hari lalu Ku kirim mereka ke neraka?! Manusia hina sekalipun tidak mungkin melakukan itu, apa lagi Raja Yang Maha Pemurah. Demi kemuliaan-Ku, Aku bersumpah akan menyingkap wajah-Ku sebagai hadiah untuk mereka, sehingga Aku dan mereka saling melihat.”

Subhanallah,, tak terukur aku merasa jahat dan khianat pada-Nya. Diatas segalanya, tangis air mata cinta, takut, kerinduan, dan taubat kepada Allah swt. bukan hanya akan menyelamatkan diri kita dari sengatan api neraka, tetapi mampu menyingkap ”wajah” Allah. Lalu, penah ku tahu tatkala kita melangkah pada-Nya dengan berjalan, maka Dia akan menyambut kita dengan berlari...

Indah bukan? Rahasia kenikmatan dari penghujung malam...
Satu kisah yang dapat menjadi tauladan kita untuk selangkah mencari keridhaan-Nya...
”Aku melihat Ali Bin Husain bethawwaf mengelilingi Ka'bah dari waktu isya hingga hampir menjelang subuh. ketika sebagian besra hujjaj (jamaah haji) talh meninggalkan Ka'Bah, dan suasa Ka'bah sudah sepi, di menatap langit seraya berdoa

"Ya Allah! bintang-bintang sudah bersembunyi, mata sudah terlelap tidur, dan pintu rahmat-Mu terbuka lebar untuk orang-orang yang meminta hajat. aku bersimpuh ke hadirat-Mu dengan harapan Engkau berkenan mencurahkan rahmat-Mu dengan Engkau berkenan mensurahkan rahmat-Mu, dengan harapan Engkau mengampuni dosa-dosaku, dan kelak pada hari kiamat di padang Mahsyar, tampaklah wajah buyutku, Muhammad saw. kepadaku!"
sambil meneteskan air mata, dia melanjutkan munajatnya kepada Allah seraya berdo'a:
"Demi kemuliaan dan keagungan-Mu, perbuatan maksiat tidaklah kumaksud untuk menentang-Mu, begitu pula bukan lantaran aku meragukan keberadaan-Mu atau tidak mengetahui siksaan-Mu, dan juga bukan karena aku memprotes siksa-Mu, melainkan aku telah termakan dengan tipuan hawa nafsu. dan, keberadaan-Mu yang tidak kasat mata, sehingga manambah jauh antara diriku dengan diri-Mu. Ya Allah! kini siapakah yang dapat menyelamatkan diri dari siksa-Mu selain Engkau sendiri, dan siapa yang dapat ku harapakan perlindungannya sekiranya Engkau sendiri, dan siapa yang dapat ku harapkan perlindungnaya sekiranya Engkau berkehendak memotong tanganku? celakalah diriku! semakin usiaku bertamabh, dosaku semakin menggunung. di sisi lain, aku malas bertaubat. adakah belum tiba masanya bagiku untuk merasa malu? wahai akhir deri harapan dan angan-angan! adakah Engkau akan membakarku dengan api-Mu, sementara hatiku dipenuhi dengan kerinduan kepada-Mu? bukankah aku telah berbuat sesuatu yang memalukan dan buruk? dan bukankah aku adalah yang paling keji di antara makhluk-Mu?
Oh Tuhan! Engkau suci dari segala keburukan dan cacat. biarkan manusia bermaksiat kepada-Mu, seakan-akan mereka tidak melihat-Mu, namun Engkau tetap bersabar. sepertinya mereka tidak menentang-Mu, dan Engkau begitu menyayangi makhluk-Mu seolah Engkaulah yang memerlukan mereka. padahal, Engkau sama sekali tidak memerlukan mereka."

wallahu alam wishawwab...

Komentar